pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan sedikit memberi contoh tentang kutbah Jum'at
langsung aja ke intinya yaaa
Tugas Khutbah
Nama :
Zakaria Ahmad
Kelas : XI MIPA 1
No
Absen : 36
Khutbah 1 :
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Marilah kita bersama-sama taqwa kepada
Allah, taqwa dalam arti menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala
laranganNya, juga taqwa dalam arti memohon maghfirah kepada Allah SWT yang
dalam istilah syar’i disebut taubat. Taubat artinya : “
Menyesal atas kesalahan-kesalahan dan
dosa-dosa yang telah lalu ; mencabut diri dari kemungkaran dan menghapuskan
kemungkaran-kemungkaran pada diri kita dengan sebersih-bersihnya kemudian kita
melaksanakan amalan-amalan shaleh”. Dengan ringkas taubat berarti berpindah
dari keadaan yang dibenci dan dikutuki Allah, kepada kedaan yang diridlai dan
dicintai Nya.
Pekerti yang seperti ini dengan pasti
membukakan pintu kelepasan bagi orang-orang yag durhaka untuk menuju dan
menambah dekat kepada Allah. Taubat itu sangat dianjurkan oleh Allah SWT
sebagaimana firmanNya dalam Al-Qur’an:
Artinya : “Dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman mudah-mudahan kamu
mendapat kebahagiaan”. ( QS. An Nur, ayat 31 )
Firman Allah SWT
selanjutnya menyatakan :
Artinya : “Sesungguhnya
taubat yang diterima Allah, ialah taubat mereka yang memperbuat kejahatan sebab
tak ada pengetahuannya, kemudian mereka bersegera meminta taubat, maka Allah
menerima taubat mereka itu, dan Allah adalah Maha Mengetahui dan lagi
Bijaksana”. ( QS. An Nisa’ , ayat 17 )
Dari ayat tadi kita memperoleh
pelajaran bahwa yang disebutkan taubat itu ialah menjauhkan diri dari maksiat
dan menyesali diri karena telah terlanjur melakukan kemaksiatan kemudian
berjanji sungguh-sungguh tidak akan mengulangi lagi kepada kemaksiatan lalu
mohon ampun kepada Allah, lalu mengerjakan amal-amal shaleh. Apabila kita sudah
dapat melaksanakan amal-amal shaleh maka kejahatan-kejahatan itu akan terhapus,
sebagaimana firman Allah SWT menyatakan :
Artinya : “Bahwasanya
kebajikan-kebajikan itu dapat menghapus kejahatan-kejahatan”. ( QS. Hud, ayat 115 )
Dalam ayat lain Allah SWT
berfirman :
Artinya : “Bahwasanya Allah
menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang suci dan
bersih”. ( QS. Al-Baqarah, ayat 222 )
Ayat ini memberi kesan orang
yang bertaubat itu akan memperoleh kebersihan dosa dan juga memperoleh kesayangan
dan kecintaan Allah SWT. Dalam beberapa hadist Nabi Muhammad SAW menyatakan,
bahwa Allah SWT suka pada orang-orang
yang bertaubatdan Allah SWT gembira terhadap orang-orang yang bertaubat.
Kegembiraan Allah terhadap hamba-hambaNya yang bertaubat dikala ia bertaubat,
lebih besar dari kegembiraan seseorang yang kehilangan sesuatu benda yang
sangat disukai di kala benda itu ditemui kembali.
Diceritakan oleh Al-Hasan
Bishri bahwa dikala Allah menerima taubat Nabi Adam a.s. para Malaikat
mengucapkan selamat bahagia. Untuk menyampaikan ucapan itu Jibril dan Mika’il
datang kepada Nabi Adam a.s. menyampaikan kabar gembira yaitu : “Bahwa Allah
telah menerima baik taubatnya dan memita supaya Adam bersenang hati”. Di kala
itu Adam bertanya kepada Jibril kalau boleh sesudahbertaubat ini bermohon, maka
dimanakah kedudukan aku ini ?. Untuk memenuhi pertanyaan Adam lalu Allah
menurunkan wahyuNya : “Hai Adam Aku berikan kepada keturunanmu susah dan payah
dan Aku buka untuk mereka pintu taubat. Karena itu Aku menerima do’a dari
keturunanmu sebagaimana Aku telah menerima do’amu ini, Aku tidak akan berlaku
kikir kepada orang yang memohon ampun. Hai Adam Aku akan mengumpulkan
orang-orang yang bertaubatdengan keadaaan yang menyegarkan hatinya dan
menyenangkan”.
Saudara-saudara kaum Muslimin yang
berbahagia.
Sebagai manusia biasa kita
sering menerjang larangan-larangan Allah baik dengan sengaja ataupun tidak
sengaja. Dalam hal ini hendaknya kita selalu memperbanyak perbuatan yang baik
sebagaimana yang telah dianjurkan oleh Rasulullah SAW :
Artinya : “Berbaktilah kamu
kepada Allah dimana saja kamu berada dan iringkanlah kejahatan dengan
kebajikan, supaya ia menghapuskan dan bergaullah dengan manusia ramai dengan
perangai yang baik dan tinggi”.
Imam
Ghozali berpendapat bahawa menjauhkan diri dari dosa besar itu dapat menutupkan
dosa kecil yakni apabila kita terperosok dosa kecil tapi kita mampu menjauhkan
dosa besar itu dapat menghapus dosa-dosa kecil yang telah kita kerjakan. Taubat
yang hakiki ialah hendaknya kita cepat-cepat memohon maghfirah dan memohon
ampunan kepada Allah SWT apabila kita telah terperosok kepada suatu kejahatan,
demikian sesuai dengan firman Allah SWT :
Artinya : “Dan bukalah
taubat itu bagi mereka yang mengamalakan kejahatan-kejahatan, sehingga apabila
telah datang (tiba) saat mati barulah mereka berkata : “Saya bertaubat sekarang
ini”. Tidaklah diterima taubat mereka yang mati dalam kekafiran; mereka
orang-orang inilah yang telah Kami sediakan untuknya adzab yang pedih”.
Dari keterangan ayat diatas ,
kita dapat mengambila kesimpulan bahwa bahwa unsur-unsur taubat ialah :
1. Menjauhkan diri dari maksiat
2. Menyesali diri karena telah keterlanjuran
melakukan kemaksiatan.
3. Berkemauan dan berjanji sungguh-sungguh
tidak akan mengulangi lagi kepada kemaksiatan .
4. Memohon ma’af dan ampunan dari yang
mempunyai hak diri.
Sesudah
itu terus langsung mengerjakan amalan-amalan baik yang wajib maupun sunnah terus meningkatkan ibdah kita kepada Allah
SWT.

No comments:
Post a Comment